PERTEMUAN 22,Menguak Dapur Penerbit Mayor
BISMILLAHIRAHMANIRRAHIM
Assalamualaikum wr wb
Apa kabar jaringan ditolitoli?
sambil mencoba mengetes jaringan dari facebook,wa,ig mengubah setelan jaringan dihp wifi ke data,data ke wifi tetap saja sama ,
LALOD π
lalu otak tiba-tiba saja memikirkan hal yang aneh,dalam pikiran saya mulai ada dialog analisa...π§π
"ikon tampilan full 4G tidak hilang tidak,berubah,tidak pernah turun ke 3G tapi jaringan lalod seolah sedang diserap kekuatannya ah jangan-jangan ada yang sabotase jaringan disini,menyedot seluruh sumber daya..."
Analisaku yang mulai ngelantur" ππ
untuk memulai resume ini saya harus menunggu hingga flayer digrup wa sempurna terdownload sampe try again 2 kali π€.
tapi jika mau dipahami dengan baik setiap kejadian pasti ada hikmahnya,seperti hari ini karena jaringan lalod setidaknya mengetik resume tidak akan tertanggu dengan notif-notif dari aplikasi lain yang autorun saat online.
Hari,tanggal : Senin,22 November 2021
Nara sumber : Edi S Mulyanta
Moderator : Helwiyah
Tema Materi : Menguak Dapur Penerbit Mayor
Malam ini kita akan membongkar dapur penerbit mayor ...wah Bongkar...?π€ bongkar maksud kata bongkar adalah kita mau membongkar rahasia tips dari Narasumber yang beliau paparkan sendiri π
π sehingga kita jadi bisa belajar dari pengalaman sukses Narasumber dalam upaya mengelola penerbitan,pengalaman dan upaya beliau menghadapi kelabilan produksi penerbitan dimasa pandemi,terrmasuk informasi tentang ISBN.Wah menarik bukan....? yuk kita simak dulu profil Narasumber kita malam ini
✍ PROFIL NARASUMBER ✍
Nama : Edi S. Mulyanta S.Si, M.T.
Jabatan : Publishing Consultant & E-Book Development Andi Publisher
Tempat/Tgl lahir : Jogjakarta24 Mei 1969
Status : Menikah
Istri : Retna G.
Anak : 1. Nindita Saheka Ramadhani 2. Raditya Rizky Duanda (alm) 3. Naditya Tertia Alfarizky
Hobby : Membaca, Menulis, Olah Raga, Musik
Fb : https://www.facebook.com/edis.mulyanta
Weblog : https://www.pbuandi.com http://bukudigital.my.id http://ebukune.my.id
πPendidikan
1. S1 Geografi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta 1994
2. S2 Magister Teknologi Informasi Fak. Elektro UGM Yogyakarta 2006
πRiwayat Pekerjaan
*Staff LitBang Komputer PT. Wahana Semarang 1994-2000
*Staff EDP PT. Sanggar Film Semarang 1995-2001
*Dosen dan Ka. Lab. Komputer STMIK Proactive Yogyakarta 2000-2001
*Dosen Tamu Akademi Teknologi Kulit Yogyakarta 2001
*Staff Net Business PT. Bayu Indra Grafika Yogyakarta 2001
*Staff Litbang Penerbitan ANDI Jogjakarta 2002-2003
*Operasional Penerbit ANDI Jogjakarta 2004 – 2019
*Publishing Consultant & E-Book Development Penerbit Andi 2020- Sekarang
*Founder Pasar Buku Digital ebukune.my.id dan bukudigital.my.id 2020 – Sekarang
*Dosen Tamu Mata Kuliah Tipografi Dasar dan Tipografi Aplikasi, Universitas Esa Unggul Jakarta, 2021
*Dosen Tamu Penguji Tugas Akhir Fakultas *Desain dan Industri Kreatif Universitas Esa Unggul Jakarta, 2021
πKarya tulis buku
*https://scholar.google.co.id/citations?user=tYwUNqsAAAAJ&hl=en&oi=ao
*How to make money in BIG DATA, 2021
*Lebih Mahir Word 2019, Untuk Penulisan Ilmiah, 2019
*Teknik Modern Fotografi Digital 2007
*Pengolahan Digital Image 2007
*Menyusun Karya Tulis Ilmiah Menggunakan MS Office Word, 2006
*Special Workshop: Teknik Airbrush Menggunakan Photoshop 2005
*Menjadi Desainer Layout Andal dengan Adobe InDesign 2005
*Pengenalan Protokol Jaringan Wireless Komputer 2005
*Kupas Tuntas Ponsel Anda 2003 dll
Diposting 22nd November 2002 oleh Edi S. Mulyanta
Wah sepak terjang Narasumber yang luar biasa ternyata beliau orang IT π€©π€©π€©
✍MENGUAK DAPUR PENERBIT MAYOR✍
Era covid 19 ini memang cukup berat bagi semua penerbit, baik penerbit skala kecil hingga penerbit mayor. Semua berlomba untuk hanya sekadar bertahan hidup, dari terpaan covid yang tanpa mengenal pandang bulu serta berimbas ke berbagai sektor.
Sejak Maret 2019, penerbit-penerbit berusaha dengan berbagai cara untuk bertahan dan mencoba tetap eksis dengan berbagai cara.
Hal tersebut membuat dunia penerbitan bergegas untuk mengubah haluan visi misi mereka ke arah yang lebih up to date, menyongsong perkembangan teknologi yang lebih cepat dibandingkan perkembangan dunia bisnis penerbitan secara umum.
Beberapa penerbit yang tidak dapat mengikuti perkembangan jaman, akhirnya mencoba mengurangi intensitas terbitan bukunya, akhirnya berimbas pula ke jumlah produksi buku mereka, dan memukul pula pendapatan atau omzet buku mereka. Penerbit buku di bawah IKAPI adalah penerbit yang mementingkan UUD (Ujung-ujungnya Duwit) untuk mempertahankan kelangsungan bisnisnya. Secara otomatis cash flow akan terganggu, sehingga banyak penerbit akhirnya berpindah haluan ke usaha yang lain.
penjelasan skala penerbitan, yang sering digunakan untuk menyebutkan penerbit mayor dan penerbit minor (indie).
Pada dasarnya konsep penerbitannya sama, yaitu mempublikasikan hasil tulisan dari penulis yang menjadi mitranya.
Tugas dari penerbitan adalah memberikan layanan industri, dalam menerbitkan atau mempublikasikan hasil tulisan karya tulis dari penulis.
Penerbit hanyalah Intermediary atau perantara dalam proses publikasi sebuah tulisan. Tugas penerbit adalah menghasilkan keuntungan dalam setiap terbitannya.
Yang membedakan jenis penerbit adalah jumlah atau skala produksi setiap penerbit yang tergabung dalam anggota IKAPI (Ikatan Penerbit Indonesia) tersebut.
Skala produksi ini tercermin dalam ISBN setiap buku yang diterbitkan oleh penerbit tersebut. Melalui ISBN ini dapat diketahui penggolongan skala produksi buku yang dihasilkan setiap tahunnya.
ISBN dikeluarkan oleh Perpustakaan Nasional, yang diberikan hak oleh negara untuk memberikan nomor-nomor yang dikuasainya tersebut untuk dibagikan kepada penerbit di Indonesia.
Struktur penomoran ISBN
Bisa diperhatikan struktur angka dalam _Publication Element_ tersebut
Nah.. angka di _publication element_ tersebut adalah jumlah produksi buku yang dapat dilakukan oleh penerbit tersebut.
Melalui angka ini terlihat berapa kekuatan produksi buku yang diterbitkan oleh sebuah penerbit.
Secara materi terbitan, sebenarnya tidak ada bedanya antara penerbit mayor dan minor. Hanya terkadang penerbit tertentu memilih spesialisasi pada _Genre_ tertentu untuk lebih fokus dalam produksi maupun pemasarannnya.
Secara otomatis. karena jumlah produksi cukup besar, akhirnya penerbit mayor mempunyai saluran pemasaran yang cukup beragam yang sering disebut _Omni channel_ Marketing selain tentunya outlet di Toko Buku.
Yang unik selama pandemi ini, adalah saluran toko buku mengalami _kontraksi_ yang cukup dalam, sehingga saluran outlet toko buku pun menyesuaikan dengan berpindahnya proses pemasaran ke sistem online, maupun digitalisasi materi dalam bentuk media lain selain tulisan.
Tantangan ini cukup berat bagi penerbit-penerbit dengan skala kecil, yang hanya menggantungkan outletnya di toko buku. Karena imbas dari _Lock Down_ diberbagai sentra ekonomi, menjadikan saluran penjualan buku semakin sulit bejualan.
Media-media baru sebagai sarana promosi buku pun berkembang seperti channel Webinar, Podcast, IG Live, WA Group seperti group kita ini, mejadi media promosi yang luar biasa berkembang.
Hal yang unik dari Pandemi ini, adalah Buku Cetak masih menjadi pilihan pembaca dalam memperluas cakrawala pikirnya. Di samping Elektronik Book juga baru dalam taham embrio berkembang.
Penerbit di mata pembaca, menjadi sama, semua berjuang untuk tetap bertahan. Sehingga menjadikan iklim penerbitan secara umum tidak surut selama pandemi ini. Kami selalu tidak kurang dalam menjaring tulisan-tulisan baru yang bermunculan luar biasa banyak selama pandemi.
2 Tahun pandemi, semangat menulis penulis-penulis baru sangat luar biasa, dengan banyaknya tulisan yang masuk di tempat kami. Hal ini tidak diimbangi dengan pendapatan penjualan buku yang sangat tergerus dengan adanya Covid 19 yang telah mencapai gelombang ke 2 di tahun 2021 ini.
Saat awal tahun 2021 penerbit di Indonesia sebenarnya telah mulai bangkit, tercermin dalam pendapatan pada bulan Januari dan Februari yang telah mencapai tahap _memantul_ ke atas.. tetapi sayang masuk di tahap gelombang 2 covid betul-betul meratakan pendapatan ke level yang terendah.
Kami dengan terpaksa melakukan pengereman produksi yang luar biasa ketat dalam mengantisipasi hal tersebut. Strategi yang dilakukan adalah dengan menyimpan tenaga, energi penulis yang tidak lekang oleh pandemi, dengan tetap melakukan seleksi-seleksi materi buku yang menarik.
Menabung naskah, adalah strategi dalam menghadapi pandemi, walaupun ada hal yang harus dikorbankan yaitu proses cetak fisik buku yang terkendala. Hal ini disiasati dengan menerbitkan E-Book untuk mempercepat proses penerbitan sebuah buku.
E-book adalah sarana media digital buku yang masih sangat muda, sehingga proses bisnis yang menyertainya belum bisa mengangkat proses industri perbukuan yang masih ditopang cetak buku fisik.
Ke depan kami menyadari, bahwa buku fisik masih akan tetap bertahan. Hanya proses pemasarannya yang berubah mengikuti jaman. E-book akan tetap menarik karena konsep praktis, ramah lingkungan, dan menjanjikan keterbukaan dalam menerima media-media lain sebagai media pengayaannya.
Google dengan sigap juga telah mencoba peruntungannya di era digital ini, yaitu dengan Google Books nya menjadikan konsep digitalisasi e-book sudah mencapai ke industrialisasi digital masa depan.
Tantangan penerbit baik mayor maupun minor, adalah kecepatan dalam menguasai teknologi ini ke depan. Dengan konsep multimedia, pengawinan antara media-media baru, menjadikan buku akan semakin mengecil secara fisik. Apalagi ada konsep baru dalam dunia digital yaitu konsep *Metaverse* yang diusung Face Book, dunia digital akan semakin kaya.
Penguasaan tekonologi harus cepat dikuasai, sehingga media buku di Indonesia akan semakin maju dalam mengikuti perkembangan jaman. Buku akan diperkaya dengan media-media lain, yang akan saling mengisi kelemahan secara alamiah media-media tradisional tersebut.
Sebagai penulis, harus memberikan pengayaan-pengayaan tidak hanya kemampuan tulis belaka. Akan tetapi pengembangan di sisi penulis harus diberdayakan. Seperti penulis mempunyai Blog, Channel Youtube, Twitter, Podcast, bahkan Tiktok yang dapat dijadikan sarana promosi tulisan bukunya. Hal ini akan memberikan rangsangan penerbit untuk _tidak mampu menolak tulisan penulis_ karena followernya banyak, menjadi selebriti di Youtube, atau Selebriti Tiktok.
Ke depan materi tulisan tidak akan melulu dijadikan alasan penerbit dalam menerbitkan buku, akan tetapi kemampuan penulis dalam membantu mempromosikan tulisan lah yang menjadi primadona penulis-penulis baru.
Persaingan penerbit akan semakin keras, tidak memandang penerbit mayor maupun minor. Hal ini karena ke depan proses penerbitan bisa dilakukan sendiri oleh penulis. Lihat saja bang _Tere Liye_ yang dapat memproduksi sendiri tulisannya melalui Google Books.
https://www.google.com/search?tbm=bks&q=tere+liye
tereliye menerbitkan bukunya sendiri
(wah saya sangat suka dengan buku-buku bang Tere π€©π)
Memang Genre tertentu penulis dapat bermain sendiri memproduksi bukunya. Pintar-pintar penulis dalam mengelola tulisannya. Ada yang dapat dikerjakan sendiri, ada dapat berkolaborasi penerbit baik minor maupun mayor.
Semua akan jalan di jalannya masing-masing dan tidak akan saling berebut akan tetapi tetap menghasilkan keuntungan.
Akhirnya, semua unsur Dunia penerbitan akan menjadi lebih berwarna dan saling menguntungkan dari penulis, penerbit, hingga pembaca buku dengan terbentuknya dunia digital yang cukup menjanjikan ke depannya.
Jangan segan-segan bapak ibu menawarkan tulisannya ke berbagai skala penerbit, karena saat ini konten adalah raja-nya sehingga penerbit memerlukan kesegaran konten yang dapat dikembangkan menjadi komoditas yang menguntungkan.
Wah .....ternyata konten mendukung penerbitan buku ya ...apalagi follower dan subscribenya banyak...... π
Pelajari karakteristik penerbitnya, dengan melihat hasil-hasil terbitannya. Setiap penerbit mempunyai kekhasan sendiri-sendiri. Penulis adalah makhluk bebas, yang dapat menawarkan ke semua penerbit. Tinggal kepintaran bapak ibu sekalian dalam mengatur strategi, kemampuan, dan memilah serta memilih penerbitan.
Bapak ibu dapat mencoba menuliskan di aplikasi Wattpad, follower pembaca bapak ibu di situ biasanya dipantau oleh penerbit-penerbit mayor.
Penerbit minor, juga tidak kalah kreatifnya dalam menjaring penulis. Dengan banyaknya syarat-syarat kenaikan pangkat guru, dosen, hingga guru besar, menjadikan penerbit-penerbit saling bersaing mengisi peluang tersebut.
Hal yang penting sebagai penulis adalah, jaga kejujuran, jaga idealisme, dan selalu belajar dari berbagai genre tulisan orang lain.
Mengukur diri, dan menyesuaikan dengan kemampuan diri, menguliknya akan menjadi daya tawar yang baik bagi tulisan bapak ibu saat ditawarkan ke penerbit.
Jadi minat mengusung naskah ke penerbit mayor nih.....
Ke depan persaingan penerbit tidak hanya antarpenerbit akan tetapi dengan digitalisasi yang menjadikan persamaan derajat antara penulis, penerbit, penyalur, dan pembaca buku.
Penerbit mayor saat ini tidak kekurangan naskah untuk diterbitkan, hanya kekurangan likuidasi dalam memproses naskahnya menjadi sebuah tulisan atau media lain ke pembaca.
Sehingga saat ini yang menjadi masalah adalah media apa yang sesuai dalam mendukung sebuah terbitan buku.
Pentup materi dari narasumber
Demikian sedikit dari saya,semoga dapat memberikan sedikit gambaran .. bagaimana penerbit tetap bertahan dalam gempuran jaman yang semakin tidak terprediksi seperti sekarang ini.
"Siap 86 pak" π§ππͺ
ternyata banyak suka dukanya tapi mampu membuat inovasi dan strategi baru...keren ππ
π·π·π·π·π·π·π·π·π·π·
Dari pemaparan materi bahwa dapat kita lihat
persoalan-persoalan pernerbit dimasa pandemi begitu beragam ternyata dapat melahirkan strategi-strategi baru dalam peningkatan produktivitas penerbitan.Bahkan ada strategi dengan melakukan kolaborasi sesama pernerbit.
Bang Darwis alias Bang Tereliyepun saat ini menerbitkan bukunya sendiri.
Saya juga pernah membeli buku dari penulis yang menerbitkan bukunya sendiri nama penulisnya Fitrah Ilhami,dari layout yang disajikanpun terlihat ia bebas mekreasikannya sendiri.
Sekilas dari tanya jawab ada satu pertanyaan yang membuat saya sedikit sedih tentang buku fisik yang bisa saja tergantikan dengan e-book
pertanyaan dari ibu Widya dari Malang.
P3
Mengingat zaman online seperti saat ini, dimana digitalisasi memegang strata teratas dalam peradaban dunia.
Apakah ada kemungkinan suatu saat nanti buku fisik akan tergantikan dengan buku E-book.
Sekarang saja perkembangan aplikasi wattpad begitu melaju dengan pesat.
Apakah hal ini sudah di prediksi sebelumnya oleh penerbit. Dan apa trik untuk selanjutnya.
jawaban
Waalaikum salam ibu Widya, betul sekali E-Book saat ini sudah terlihat mulai menjadi embrio yang matang untuk melahirkan peradaban baru dalam literasi baca tulis. Hanya saja ekosistem industrinya belum matang, sehingga masih terlihat _wait and see_ aturan atau kebijakan masing-masing negara dalam menyambut media digital ini.
E-book saat ini baru mencapai pertumbuhan 4% saja, sehingga belum dapat dijadikan sumber utama bagi penerbit-penerbit buku. Saat ini proses pemasaran saja yang bergeser _shifting_ ke digital seperti jualan di market place _buka lapak, Shopee, Blibli, dll_ dalam mempromosikan buku fisik.
Ke depan peluang digitalisasi buku ini memang semakin terlihat, apalagi dikawinkan dengan berbagai macam media yang lain. Bapak ibu bisa membaca sampel-sampel buku berikut, untuk memberikan gambaran perkembangan e-book.
https://www.pbuandi.com/?view=flipcard ini hanya katalog e-book siapa tahu dapat memberikan gambaran ke depan bagaimana e-boook dipasarkan.
Silakan dibuka dan dicermati dulu bapak ibu.....
ke depan kolaborasi antara buku fisik, digital, media yang lain akan semakin menyatu
Padahal saya suka membaca dibuku fisik mata saya serasa lebih santai,otak saya lebih fokus ke isi bacaan.
semoga nanti buku-buku fisik yang harum baunya yang menembus cakrawala pemikiran pembaca tetap menjadi idaman para Pecandu baca.Aamiin
πΉπΉπΉπΉπΉπΉπΉπΉπΉπΉπΉ
Demikian resume saya,sayapun akan mengutip pernyataan penutup yang sangat keren dari narasumber malam ini bapak Edi.S Mulyanta
sebagai penutup resume saya.
Akhir kata bagi bapak ibu hebat pegiat literasi Nusantara malam ini
" Jangan pernah berhenti untuk mencoba dengan sesuatu yang berawal baik......lakukan hingga menghasilkan sesuatu.."
Wassalamualaikum wr wb
salam semangat
salam literasi
Keren banget tampilannya Bun, seger....bahasanya pun segar, keren deh pokonya
BalasHapusTulisan menarik
BalasHapusπ terima kasih π
BalasHapus