Pertemuan ke 19.MENULIS DIKALA SAKIT
Hari,tanggal : Senin,15 November 2021
Nara sumber : Suharto,S.Ag,M.Pd
Moderator : Hasima Abdi Putri
Tema Materi : Menulis dikala sakit
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum wr wb
Tema malam ini adalah "Menulis dikala Sakit"
banyak pelajaran dan hikmah berharga dari kisah narasumber malam ini yang disampaikan kepada kami anggota grup peserta BM gelombang 21 dan 22,bagaimana beliau menghadapi rasa sakit dengan menerimanya lapang dada tetapi lebih mensyukurinya menjadikan sakitnya bukan sebagai penghalang tapi sebagai batu loncatan untuk berkarya lewat tulisan,membangunnya dengan niat awal untuk kebaikan,untuk beramal meski dalam keadaan terbatas karena sakit yang diderita,dan akhirnya Allah membayarnya kes hasil usahanya hingga kisahnya mengetuk hati banyak orang untuk mengenal beliau lebih dekat,mengundang beliau sebagai narasumber.
Sungguh mendengar kisah Bapak Suharto yang akrab disapa Cing Ato,membuat saya merasa bersalah terhadap diri sendiri. begitu banyak hal-hal kecil sepele yang sering saya keluhkan bahkan dalam keadaan sehat tapi bagi Cing Ato beliau telah menunjukkan betapa hebatnya hasil dari rasa sabar yang tulus dan rasa syukur yang nerimo,mashaAllah pak sungguh kisah yang memberikan kami pelajaran dan motivasi untuk terus berkarya.
seperti apa kisah Cing Ato? sebelum saya menuliskan penuturan beliau dari perjalanan melawan sakit dengan menulis dan berkarya,mari kita mengenal beliau lewat profil beliau berikut.π
✍Profil Narasumber✍
Nama: Suharto (Cing Ato)
Asal. : Jakarta ( Betawi)
Tugas: MTsN 5 Jakarta
Guru. : Fikih
➡Belajar Menulis
* Pelatihan menulis bersama KSGN Akhir Desember 2016 di Wisma UNJ Jakarta, selama 3 hari 2 malam.
* Pelatihan menulis MWC Media Guru di Cipanas Akhir Desember 2017, selama 3 har i 2 malam
* Pelatihan menulis 2017 bersama Om Jay di acara public speaking di Jakarta
* Pelatihan menulis 2020 bersama Om Jay angkatan ke 8. ( Dalam kondisi sakit)
* Pelatihan Desain cover buku dengan pak Ajhinata (2021)
Pengalaman Narasumber
1. Narasumber pelatihan menulis KSGN PGRI 2021 Gelombang 17
2. Narasumber pelatihan menulis KSGN PGRI 2021 Gelombang 19
➡Buku yang sudah ditulis dan sedang proses
1. Buku ontologi
1) Bukan Guru Biasa (2016)
2) Guru Inspiratif (2020)
2. Buku Solo
1) Mengejar Azan (2018)
2) GBS Menyerangku (2020)
3) Menjadi Pribadi Unggul (2020)
4) Kompilasi Kisah Inspiratif (2021)
5) Belajar Tak Bertepi (2021)
6) Aisyeh Menunggu Cinta (2021)
7) Menepis Kesulitan Menulis (2021)
3. Masih Dalam proses
1) Kado Spesial Sang Bintang ( tinggal menunggu kisah inspiratif dari murid-murid Yang sukses tembus kuliah keluar negeri Jepang, Turki, Mesir, Yaman, Thailand, dan lainnya)
2) Lentera Ramadan ( tinggal disempurnakan sedikit insyaallah, sebelum Ramadan sudah terbit.
3) Cing Ato Berpantun
4) Cing Ato Berpuisi
5) Menulis di Kala Sakit
6) Belajar Fikih ( buku mata pelajaran)
4. Masih Dalam ide
1) Menyongsong Pendidikan Abad 21
2) Menjadi Guru yang dirindukan
3) Mengubah PTK menjadi Buku
4) Mengubah Tesis Menjadi buku
5) dll
➡Medsos
1. Instragram ( @Suharto. cingato.cing)
2. Facebook. ( @ Suharto.cingato.cing)
3. Blog (Suharto13bolgspot.com)
(Suharto69blogspot.com)
4. Aktif di website YPTD
Motto Hidup
"Belajar, belajar, dan belajar"
MashaAllah pencapaian yang luar biasa pak
,motto hidup yang keren πππ
⭐Kisah inpiratif yang penuh hikmah dari Cing Ato⭐
✍Menulis dikala sakit✍
berikut beberapa link youtube dari kisah perjalanan beliau
https://youtu.be/tVSJLPutgtU
https://youtu.be/fjpPK_w0Bew
https://youtu.be/uye6FLj30GU
Silahkan dinonton sampai habis jangan lupa like dan subscribenya yah π
dan seperti apa proses perjuangan beliau melawan sakit dengan menulis??
yuk simak tulisan berikut cerita dari Cing Ato yang saya kutip dari grup BM ππ jangan lupa siapkan tisunya Cerita ini sangat menyentuh hati
✍Cing Ato bercerita ✍
saya mengucapkan ribuan terima kasih kepada Om Jay yang telah memberikan kesempatan ketiga untuk bergabung bersama rekan-rekan guru dan profesi lainnya dalam pelatihan menulis gelombang 21 dan 22 ini. Semoga sehat dan sukses selalu.
aamiin
Bapak dan ibu peserta pelatihan menulis, sebelumnya saya mohon izin untuk berbagi pengalaman menulis.
Secara teori saya masih banyak kurangnya daripada lebihnya.
Keberadaan saya pada pelatihan ini, hanya sekedar memberikan support kepada bapak dan ibu untuk menulis.
Awal Menulis
Sudah lama saya ingin menulis.
Saya sudah berusaha membeli buku tentang tulis-menulis.
Saya juga pernah ikut acara jurnalis.
Tapi tetap saja tidak bisa menulis.
Pernah saya di undang untuk menulis, tapi katanya hasilnya masih kaku dan kering.
Terus terang saya tidak bisa merangkai kata menjadi sebuah kalimat.
apalagi kalimat yang indah bertabur diksi yang penuh hikmat.
Tapi saya tidak putus asa, ketika lagi bumingnya literasi di sekolah atau madrasah
saya memcoba untuk bisa.
Saya perhatikan peserta didik hanya dipinta membaca buku pada setiap hari Selasa.
Kebetulan saya suka bawa buku, hingga membaca sudah terbiasa.
Di samping membaca beberapa peserta didik dilibatkan dalam tulis-menulis.
Sehingga jadilah buku antologi sebagai wujud literasi menulis.
Dari sinilah saya tertarik untuk menulis.
Saya mencoba mencari wadah pelatihan menulis.
Saya buka Facebook, saya dapati ada pelatihan menulis KSGN di wisma UNJ. Di sinilah saya kenal dengan pak Namin, Om Jay, Om Dedi, dan lainnya hingga saya sering ikut kegiatan beliau dalam menulis.
Dari sini saya sedikit banyak mengetahui cara menulis, terutama apa yang disampaikan oleh Om Jay." Tulis apa yang ada disekitar kita, tulis yang sederhana dahulu, tulis yang kamu bisa dan kuasai, serta mulailah menulis apa yang kamu alami dan rasakan" itulah sepenggal kalimat yang saya pahami sampai sekarang.
Ada kalimat inspiratif yang menjadi kartu nama beliau"Menulislah setiap hari dan buktikan apa yang terjadi" yang memotivasi saya untuk selalu menulis. kemudian saya buat turunannya"Menulislah setiap hari dan lihatlah apa yang terjadi".
Dari sini saya punya buku antologi pertama " Bukan Guru Biasa" 2016
Gambar 1.buku karya pertama Cing Ato
Saya pun berguru lagi dengan group Media Guru, dari sana saya menerbitkan buku perdana solo"Mengejar Azan" buku cerita tentang perjalanan menuntut ilmu.
Dasar ilmunya dari Om Jay lalu dipoles oleh media guru.
Kebahagiaan tak terkira pada saat itu, mempunyai kebanggaan tersendiri mempunyai karya sendiri. Sehingga karya perdana itu saya abadikan dengan minta bantuan pelukis untuk melukisnya.
Namun, untung tak dapat diraih, Malang tak dapat ditolak. Tetiba badai tornado menghantam dengan dahsyatnya.
Tubuh ini yang tadinya tinggi, gagah, ganteng dengan sekejap mata lumpuh total tak berdaya, hanya menyisakan mata, telinga, dan otak. Bahkan napas pun tidak bisa. Jika tidak cepat ditangani. Innalilahi wa Inna ilaihi Raji'un
1,5 bulan di ruang ICU, 3 bulan di ruang HCU, 2 Minggu di ruang inap biasa. Pulang dalam kondisi lumpuh. Satu tahun badan tak bergerak, setelah satu tahun mulai ada gerakan tangan, butuh enam bulan tangan kiri bisa memegang wajah, lalu disusul tangan kanan. Jari tangan masih kaku dan tidak bisa menggenggam, untuk menekan remot saja tidak mampu.1.5 tahun hanya berbaring dan terkadang suntuk menghampiri.1.5 tahun putus dengan dunia luar, tidak tahu perkembangan dunia luar seperti apa.
Menulis dikala sakit
Suatu hari handphone istri tertinggal dan berdering. Saya coba minta asisten rumah tangga untuk mengambilnya dan meletakkan di atas dada saya. Saya coba untuk menyentuh, Alhamdulillah, bisa terbuka. Dalam hati kecil berkata ke mana ya, handphone milik saya, sudah 1,5 tahun lepas dari saya.
Ketika istri pulang dari sekolah, saya pinta HP saya dan sekaligus minta dibelikan kartu baru. Karena yang lama mati. Tak pikir panjang istri mencari HP dan membelikan kartu baru.
Terasa hidup kembali.
Saya berusaha menggunakan HP walau tidak bisa menggenggam, cukup beli alat HP lalu disangkutkan pada jari jempol tangan kiri dan menulis menggunakan jari tengah. Bagus jari manis dan kelingking tertekuk hingga tidak menghalanginya untuk menulis. Karena jari tengah yang terpanjang, maka saya gunakan untuk mengetik.
Ternyata semua yang terjadi ada hikmahnya. maka itu, saya syukuri saja.
Mulailah melacak akun Facebook saya, cukup makan waktu 3 hari baru bisa terlacak. Alhamdulillah, sejak itu saya memposting kondisi saya, hingga banyak simpati dan empati berdatangan.
Dalam hati kenapa saya tidak menulis sesuatu yang bermanfaat untuk orang banyak. Akhirnya saya menulis apa yang pernah saya baca, lihat, dan saya dengar. Karena saya senang dengan motivasi, maka saya hampir setiap hari menulis artikel sederhana tentang motivasi hidup. Di samping juga menulis tentang apa yang sedang terjadi pada diri saya.
Saking asyiknya menulis hingga lupa bahwa diri ini sedang sakit tahunan, tetiba secara perlahan, tapi pasti ada progres yang menggembirakan, tubuh ini mulai bergerak satu persatu. Allahu Akbar.....✊πͺ
Banyak respon positif berdatangan, hingga banyak yang membaca bahkan selalu menunggu tulisan berikutnya. Saya pun tambah semangat. Sehingga tidak tidur sebelum ketemu bahan untuk ditulis besok. Setiap habis salat subuh hingga jam 7 saya menulis. Menulis sambil rebahan di atas kasur. Setelah saya bisa duduk baru saya menulis di atas roda. Saya menulis di mana saja. Terkadang di atas kasur, di luar rumah ketika menjemur badan, di mobil sambil menikmati macatnya arus lalulintas, di rumah sakit sambil nunggu panggilan dokter. Ya, pokoknya di mana saja ada di situlah saya menulis. Bahkan ketika sedang terapi pun saya suka menulis.
Gambar 3,Cing Ato menulis saat dirs sedang menunggu panggilan
Gambar 4, sedang terapipun Cing Ato tetap menulis
Di tengah perjalanan ada sahabat (Om Jay) yang saya kenal menghubungi saya. Lewat WhatsApp dan VC.Beliau mengajak saya untuk ikut pelatihan menulis. Walau dalam serba keterbatasan dan leher masih memakai alat trakeastomi dan hidung masih memakai NGT untuk selang makan. Saya menyatakan ikut.
Kalau lelah dan pusing saya tidak ikut, tapi materinya saya simpan diaplikasi catatan.
Aplikasi catatan yang ada di HP itu tempat saya menulis setelah itu baru saya share ke blog dan Facebook.
Menulislah setiap hari dan lihatlah apa yang terjadi.
MashaAllah Cing Ato semangatnya luar biasa ππͺ
Turunan kalimat dari Om Jay ini mujarab.
Kalimat ini sebagai penyemangat saya, sekaligus saya pun ingin membangkitkan dan mengajak teman untuk menulis.
Walau terkadang dinyinyir saya tetap maju pantang surut ke belakang. Karena saya ingat pesan Om Dedi"Ingat apa yang menurut kita bagus belum tentu orang lain menerima" artinya terus berjuang.
Apa yang terjadi bapak dan ibu guru yang super. Akhirnya teman saya satu persatu mengikuti saya dan mereka sudah mempunyai karya, bahkan murid saya pun mengikuti dan sudah menghasilkan karya. Begitu juga teman-teman di medsos, mereka menulis karena terinspirasi dari saya.
Tadi jam 13.20 saya serahkan 12 buku dg 6 judul.sengaja saya berikan ketika rapat, agar teman-teman termotivasi dan keluar dari zona nyaman
Foto saya di share ke Kanwil kemenag Jakarta. Dan di respon oleh kasih dan beliau ingin mengadakan wawancara untuk persiapan tgl 26 November hari guru
Gambar 5,Cing ato memyerahkan 12 buku ke temannya
Benar kata om Jay. Menulislah setiap hari dan buktikan apa yang terjadi super sekali om Jay.
Alhamdulillah, digelombang ini ada sahabat kuliah saya yang mengikuti pelatihan ini. Beliau sering minta pendapat saya dan minta dikoreksi. Saya pesan jangan hanya menulis resume, coba tulis yang lain. Eeeeh, tulisannya semakin gurih, renyah dengan diksi-diksi keren.... saya saja belum bisa seperti itu.
Dari sinilah lahir buku demi buku secara estapet. Sesuatu yang tak terbayangkan sebelumnya. Kemustahilan versus realita berwujud keniscayaan. Kalau kita ingin belajar, belajar, dan belajar pasti kita bisa.
Lelah pasti ada apalagi dalam kondisi serba keterbatasan, memegang buku saja saya susah, begitu juga membuka buku. Dengan bantuan istri, anak, dan asisten rumah tangga, saya bisa membaca buku untuk memperkaya tulisan saya. Ya, menulis itu identik dengan membaca. Jangan berpikir menjadi penulis kalau malas baca.
Kemudian saya mencoba untuk membuka laptop walau berat jari ini untuk menekan hurup dan angka, tapi saya paksakan hingga tanpa sadar sebagai media terapi saya jari akhirnya kuat menekan hurup-hurup.
Saya pindahkan tulisan yang ada di blog dan Facebook ke laptop. Saya kelompokkan sesuai tema yang saya inginkan. Lalu saya edit hingga menjadi sebuah buku. Untuk mempertajam tulisan saya berguru dengan pak Akbar zaenudin penulis buku best seller Man Jadda wa Wajada. Jadilah sebuah buku motivasi.
Saya pun mulai belajar menulis puisi, pantun, dan cara membuat cover. Insyaallah, saya akan pelajari bagaimana cara layout buku.
Pada saatnya nanti saya bisa menulis, membuat cover, membuat layout sendiri, dan terakhir jadi penerbit mayor,,aamiin ya Allah
Inilah karya tulis sederhana saya.
Sebelum sakit
1. Mengejar Azan (2018)
Setelah sakit
2. GBS Menyerangku (2020)
3. Menuju Pribadi Unggul (2020)
4. Belajar Tak Bertepi (2021)
5. Kisah inspiratif Seni Mendidik Diri (2021)
6.Aisyeh Menunggu Cinte (2021)
7. Menepis Kesulitan Belajar (2021)
Masih dalam proses
1. Kado Spesial Sang Bintang
2. Lentera Ramadan
3. Cing Ato Berpantun
4. Cing Ato Berpuisi
5. Menulis di Kala Sakit
Masih dalam ide
1. Menyongsong pendidikan abad 21
2. Guru Berkharisma
3. Belajar Fikih ( buku pelajaran)
Menulis saja terus, biarkan orang lain yang menilainya.
Ternyata menulis dikala sakit, banyak yang merespon. Banyak teman guru baik di dunia nyata maupun Maya. Melontarkan kalimat-kalimat sanjungan." Bapak merupakan motivator saya" " bapak guru inspiratif" " saya malu pada diri saya bapak yang sakit saja bisa berkarya, sementara saya tidak". Itulah di antara kalimat yang terlontar dari para sahabat.
jadi sedih ππ
Kedatangan yuotuber
Bukan saja mendapat sanjungan dari para sahabat medsos. Ternyata para yuotuber pun sampai datang berkunjung ke rumah dan berjumpa dengan saya. Mereka melabelkan saya sebagai guru motivator yang inspiratif.
Channel YouTube Sutrisno Muslim
Channel YouTube Akbar Zaenudin
Chanel You tube Alumni
Saya tidak menyangka ada orang ngelirik saya untuk diminta menjadi narasumber. Walau dahulu terbersit dalam hati, suatu saat saya akan menjadi narasumber.
Pertama datang dari sahabat saya, dia meminta untuk mengesi pada acara motivasi di grup guru ,tapi saya tolak karena saya masih terbatas bicara. Selanjutnya beliau belum mengabarkan lagi. Walau belum terlaksana, setidaknya memberi motivasi kepada saya. Ternyata ada juga yang melirik.π
Kedua, datang dari Om Jay. Saya liat nama saya ada urutan daftar narasumber, tapi terutulis Cang Ato bukan Suharto. Akhirnya saya cuekin saja. Eh, sudah mendekati waktunya baru saya dihubungi oleh bunda Aam Nurhasanah. Tanpa pikir panjang saya sanggupin saja. Jadilah saya mengisi pada pelatihan menulis gelombang 17. Eh, ternyata dipanggil lagi pada gelombang 18 ini.
Eh, dipanggil lagi pada gelombang 21 dan 22 ini.
Saya tidak tahu kalau pada gelombang ini jadi Narsum πππ
Ada juga tawaran dari komunitas menulis dari tanah rantau saya tolak karena pelatihan menggunakan zoom, sementara suara saya belum jelas. Maka itu, saya sedang latihan bicara. hasilnya ada pada vidio ini
https://youtu.be/qhzk01Z7y4w
Sahabat-sahabat superku
Ayo......
Jangan takut untuk menulis,
Jangan menunggu pintar baru menulis, menulis saja dahulu nanti pasti pintar.
Awali menulis yang sederhana, yang kita bisa dan yang kita kuasai.
Mulailah menulis dengan apa yang kita alami dan rasakan, itu lebih mudah.
Untuk memperkaya tulisan kita, silahkan baca tulisan-tulisan karya orang lain.
☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️
Kisah Cing Ato sangat mengharukan,perjuangannya melawan sakit kelumpuhan fisik butuh terapi waktu berbulan-bulan untuk tahap kesembuham tapi tak pernah sedikitpun melumpuhkan semangat beliau untuk terus menulis.
Cing Ato terus berniat kuat menebarkan kebaikan dengan menulis,bisa kita lihat beberapa dari judul buku yang beliau tulis.
Materi dibalik kisah yang disampaikan beliau juga terkesan ringan apa adanya dan menyentuh hati.
Terima kasih cing Ato,atas semangat dan motivasi yang diberikan,maka ketika semangat untuk menulis mulai layu,ingat saja kisah Cing Ato,semoga dapat menyalakan kembali semangatmu πͺπ aamiin
Sekian resume dari saya,materi ke 19 ini adalah kekuatan selanjutnya untuk kita bisa terus semangat berbuat kebaikan lewat tulisan.
Man Jadda Wada
Siapa yang bersungguh-sungguh ia akan berhasil
Man sabara Zafira
siapa yang bersabar ia akan beruntung
saya tutup dengan mengutip pernyataan penutup Cing Ato pada materi
"Menulis itu sebuah keterampilan, tak ubahnya seperti keterampilan pada umumnya. Agar menjadi terampil dibutuhkan latihan terus-menerus. Begitu juga dengan menulis"
salam semangat
salam Literasi
Wassalamualaikum wr wb.
Tolitoli,16 November 2021
Sangat baik rapi lengkap keren
BalasHapusLuar biasa mantap resume nya
BalasHapus